Friday, January 17, 2020

Iklan Margarin Dekade 1950-an

"Si Grundel" ikon karikatur khas Suara Merdeka memberi gambaran mengenai kondisi ketahanan pangan masyarakat pada dekade 1950-an. Salah satu bahan pangan yang menjadi sorotan adalah keberadaan margarin dengan merek "Blue Band" dan "Palmboom". Edisi kali ini dimulai dengan membahas margarin merek "Blue Band".

Membaca iklan-iklan margarin merek "Blue Band" dengan beragam ilustrasi ini, membuka berbagai pemahaman kita terkait tren budaya pangan keluarga pada dekade 1950-an. Setidaknya ada lima hal yang bisa penulis bahas dari margarin.

Pertama, margarin adalah produk pangan warisan kolonialis Barat yang memiliki kandungan gizi yang baik, karena terbuat dari minyak nabati atau tumbuh-tumbuhan, seperti yang tertera di iklan. Margarin biasanya dikonsumsi para kaum kolonialis bersama dengan roti dan bahan pangan lainnya. Kebiasaan demikian masih diikuti masyarakat Indonesia pada dekade 1950-an.

Kedua, pengonsumsi margarin bila dilihat dari penggambaran iklan-iklan tersebut menunjukan, bahwa segmen konsumen berada di keluarga kelas menengah. Mereka digambarkan duduk dan berbaju rapi di meja makan dan dapur, serta dalam suasana santai berkumpul bersama kolega dan keluarga, bahkan margarin juga disarankan dikonsumsi saat berbuka puasa pada bulan Ramadan.
Ketiga, himbauan mengonsumsi margarin juga menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat pada masa itu. Segmen keluarga yang ditunjukan iklan, juga menampilkan anak-anak yang berbadan sehat, serta rumah tangga yang harmonis.

Keempat, terlepas dari promosi merek tertentu, harga margarin yang lebih murah, ekonomis, dan cukup terjangkau bagi keluarga-keluarga. Margarin dicitrakan sebagai "pelengkap makanan berkelas" yang lezat, sehat bergizi, dan "aman di kantung".

Kelima, politik pangan pada dekade 1950-an yang mulai tidak berpihak para rakyat. Harga "pangan-pangan berkelas" yang sangat terjangkau harganya dan bergizi seperti margarin ini, mulai melambung tinggi tinggi. Hal ini digambarkan oleh "Si Grundel".



Catatan: Pengkopian, pengutipan, dan penggandaan harus seizin pengelola Depo Arsip Suara Merdeka. JANGAN JADI PLAGIATOR!!! 

No comments:

Post a Comment