Thursday, January 11, 2018

Penemuan Uranium di Kaligesing Purworejo, 1957

Pada September 1957 diberitakan dalam halaman depan surat kabar Suara Merdeka, bahwa di daerah Kaligesing Kabupaten Purworejo telah ditemukan batu-batu yang mengandung uranium. Batu-batu tersebut berwarna hitam dan memiliki berat melebihi batu-batu biasanya. Atas penemuan-penemuan tersebut, maka salah seorang ahli pertambangan bernama Ir Djojosugardo diminta oleh Bupati Purworejo, Hardjo Kartoatmodjo untuk datang ke daerah itu dan melakukan penelitian.
Djojosugardo akhirnya memenuhi undangan tersebut, dan datang bersamaan dengan Hardjo dalam peresmian pabrik tegel (keramik) di Desa Tambakrejo, Tangkrep Purworejo. Dari acara tersebut, Djojosugardo menyempatkan diri menggali informasi dari sejumlah pamongpraja yang mengenal daerah temuan uranium itu.
Pada pelusuran awal ini, ia mendapatkan cerita, bahwa tanah di wilayah Kaligesing justru mengandung unsur mangan. Keberadaan mangan itu pun juga sudah dieksploitasi Pemerintah Kolonial Belanda, dan bahkan mangan Kaligesing sudah diekspor ke luar negeri. ("Daerah Kaligesing Banyak Bahan2 Uranium? Keterangan Ir Djojosugardo kepada Bupati Purworejo, Suara Merdeka, 24 September 1957, hlm. 1.).
Selang satu bulan dari penelitian awal tersebut, Hardjo dalam kunjungan kerja ke Wonosobo menegaskan, bahwa ada penemuan bijih-bijih uranium di daerah Kaligesing, dan sekarang masih dalam proses penelitian mendalam ("Uranium, Ceramiek en Gips in Purworedjo?", Algemeen Indisch Dagblad: de Preangerbode, 4 Oktober 1957). Selain menjelaskan perkembangan temuan uranium, ia juga memaparkan kekayaan bahan baku keramik sebagai penunjang pabrik tegel yang baru berdiri di Purworejo. Seluruh bahan baku diperoleh dari daerah sekitar Kaligesing, yakni Gegermenjangan dan Kemiri ("Uranium-erls in Purworedjo?", Java Bode, 4 Oktober 1957).
Pembahasan temuan dan pengembangan uranium di Indonesia, menjadi pembahasan yang ramai pada tahun tersebut. Pasalnya, salah satu petinggi Partai Komunis Indonesia Semaun, bahkan mengangkatnya sebagai isu nasional. Ia bahkan menggelar penelitiannya sendiri dan hasilnya adalah saran agar pengembangan uranium menjadi prioritas negara demi menciptakan kesejahteraan rakyat. Ke depan ia ingin ketergantungan Indonesia akan bahan bakar semakin berkurang, dan beralih menggunakan sumber energi yang lebih efisien dan efektif. Hal ini menurutnya didasarkan kekayaan alam Indonesia yang mampu menyediakan bahan-bahan bakunya. ("Berilah Kesempatan Pada Semaun,", Suara Merdeks", 9 Maret 1957, hlm. 2.).

No comments:

Post a Comment